Cari Blog Ini

Senin, 22 September 2014

MANAJEMEN KONFLIK



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai manajemen konflik maka terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian dari Manajemen konflik itu sendiri, Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
1.      Manajemen sebagai suatu proses,
2.      Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3.      Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
 Sedangkan konflik adalah pertentangan antara orang-orang atau kelompok. Banyak definisi tentang konflik yang diberikan oleh ahli manajemen. Hal ini tergantung pada sudut tinjauan yang digunakan dan persepsi para ahli tersebut tentang konflik dalam organisasi. Namun, di antara makna-makna yang berbeda itu nampak ada suatu kesepakatan, bahwa konflik dilatarbelakangi oleh adanya ketidakcocokan atau perbedaan dalam hal ini, tujuan, status, dan budaya.
Pada makalah ini akan dijelaskan secara lebih mendalam mengenai Definisi Manajemen Konflik, Jenis konflik, dan beberapa metode pengelolaan konflik, yang semoga dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi pembaca.



B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi manajemen Konflik?
2.      Apa Saja Jenis-jenis Konflik?
3.      Apa metoda stimulasi konflik?
4.      Apa metoda pengurangan konflik?
5.      Apa metoda penyelesaian konflik?
6.      Apa metode penanggulangan konflik?

C. TUJUAN
1.      Mengetahui definisi manajemen Konflik
2.      Mengetahui Jenis-jenis Konflik
3.      Mengetahi Apa saja Metoda Stimulasi Konflik
4.      Mengetahui Apa saja Metoda pengurangan konflik
5.      Mengetahui Apa saja Metoda penyelesaian konflik
6.      Mengetahui Apa saja Metode Penanggulangan Konflik.





BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI MANAJEMEN KONFLIK
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Sedngkan Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok atau organisasi , mengingat adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan dalam bidang manajemen, maka adalah rasional untuk menduga akan timbulnya perbedaan-perbedaan pendapat keyakinan-keyakinan serta ide-ide.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.
Menurut Nardjana (1994) Konflik yaitu akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono, 1993, p.4)
Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) yaitu : Conflict is a situation which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or experience some emotional antagonism with one another.
yang kurang lebih artinya konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
Menurut Stoner Konflik organisasi ialah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi, 2006:17)
Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1.      Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
2.      Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).
B. JENIS-JENIS KONFLIK
Konflik itu mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflikyaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
a. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
1.  Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
2.  Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
3. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan tujuanyang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acap kali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
1.  Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
2.  Konflik pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3.  Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
b.  Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. Konflik antara organisasi Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
c. Konflik antar perorangan
Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi baik hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap. Misalnya seorang manajer pemasaran merasa tidak senang dengan hasil kerja manajer produksi. Akan tetapi perasaan ini tidak selalu dilakukan secara terbuka tapi bisa juga secara diam-diam. Apabila ini berlangsung lebih lama, bisa menyebabkan ketidak selarasan dalam pengambilan keputusan
d. Konflik Antar Kelompok
Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih. Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok. Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang terdiri dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang harus bisa menjadi penghubung antara keduanya. Hubungan pertentangan ini apabila dipertahankan maka akan menjadi koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan menjadi sulit.
e. Konflik antar organisasi
Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang sama. Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap kinerja suatu organisasi.
Sebagai contoh badan serikat pekerja di cocok dengan perlakuan suatu perusahaan terhadap pekerja yang menjadi anggota serikatnya. Konflik ini dimulai dari ketidak sesuaian antara para manajer sebagai individu yang mewakili organisasi secara total. Pada situasi konflik seperti ini para manajer tingkat menengah kebawah bisa berperan sebagai penghubung-penghubung dengan pihak luar yang berhubungan dengan bidangnya.
Apabila konflik ini bisa diselesaikan dengan prioritas keorganisasian atau perbaikan pada kegiatan organisasi, maka konflik-konflik bisa dijadikan perbaikan demi kemajuan organisasi.

C.  METODA STIMULASI KONFLIK
Konflik dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara cara yang lebih baik dalam melaksananakan kegiatan kerja kelo mpok. Situasi dimana konflik terlalu rendah akan menyebabkan karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif.
Ciri-ciri pada situasi seperti ini adalah:
·       Kejadian, perilaku dan informasi yang dapat mengarahkan orang orang bekerja lebih baik diabaikan,
·       Para anggota kelompok saling bertoleransi terhadap kelemahan dan kejelekan pelaksanaan kerja
Konflik dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara cara yang lebih baik dalam melaksananakan kegiatan kerja kelompok. Situasi dimana konflik terlalu rendah akan menyebabkan karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif. Ciri-ciri pada Konflik dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara cara yang lebih baik dalam melaksananakan kegiatan kerja kelompok. Situasi dimana konflik terlalu rendah akan menyebabkan karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif, Sehingga Manajer dari kelompok ini perlu merangsang timbulnya persaingan dan konflik yang dapat mempunyai efek penggemblengan.
Metode ini dapat dilakukan dengan cara:
·    Memasukan atau menempatkan orang luar kedalam kelompok
·    Penyusunan kembali organisasi
·    Penawaran bonus, pembayaran insentif dan penghargaan untuk mendorong persaingan
·    Pemilihan manajer yang tepat
·    Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan
D. METODE PENGURANGAN KONFLIK
Metode ini menekan terjadinya antogonisme yang ditimbulkan oleh konflik, lebih sering mengelola konflik dengan “pendinginan suasana” tetapi tidak menangani masalah yang semula menimbulkan konflik. Hal ini dapat dilakukan dengan:
·         Pendekatan efektif pertama mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok.
·          Mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi “ancaman” atau “musuh” yang sama.
E.  METODE PENYELESAIAN KONFLIK
Metode penyelesaian konflik secara langsung mempengaruhi pihak pihak yang bertentangan. Metoda yang digunakan mencakup perubahan dalam struktur organisasi, mekanisme koordinasi,dan sebagainya. Ada tiga metoda dalam menyelesaikan konflik;
a. Dominasi dan penekanan.
Dapat dilakukan dengan cara;
a.  Kekerasan (forcing) : bersifat penenkanan otokratik
b.  Penenangan (smoothing) : cara diplomatis
c.        c.   Penghindaran (avoidance) : menghindar untuk mengambil posisi yang tegas
d.  Aturan Mayoritas (Majority rule) : melakukan pemungutan suara (voting)
b. Kompromi
Mencari jalan tengah cara ini dapat dilakukan dengan;
a. Pemisahan (separation) : pihak yang bertentangan dipisahkan sampai ada persetujuan
b. Arbitrasi (perwasitan) :pihak ketiga dimintai pendapat,kembali pada peraturan  yang berlaku
c.  Penyuapan (bribing): salah satu pihak menerima kompensasi dalam pertukaran untuk tercapainya penyelesaian konflik.
c. Pemecahan Masalah Integratif
Konflik antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama yang dapat diselesaikan melalui tekhnik tekhnik;
a.   Konsensus
Dimana pihak yang bertentangan bertemu mencari peneyelesaian terbaik, bukan mencari kemenangan sesuatu sepihak.
b.  Konfrontasi
Pihak pihak yang saling berhadapan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain, diperlukan kepemimpinan yang terampil dan kesediaan untuk menerima penyelesaian, penyelesaian konflik yang rasional sering dapat ditemukan.
c.  Tujuan Tujuan yang lebih Tinggi (superordinate goals)
Metoda penyelesaian konflik dengan persetujuan bersama untuk menetapkan tujuan.

Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:
1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
3. Menyepakati suatu solusi
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.



5. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
Stevenin (1993 : 139-141) juga memaparkan bahwa ketika mengalami konflik, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan di tengah-tengah konflik, yaitu:
1. Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalam masyarakat yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewenang bertambah maka kekuasaan pun berkurang, demikian pula sebaiknya.
2.  Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani secara paling baik dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga.
3. Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan berkonsentrasi pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum tentu merupakan kesempatan yang terbesar.



BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen konflik merupakan suatu cara atau langkah yang dilakukan oleh pelaku konflik untuk mengarahkan  suatu pertentangan ke arah hasil tertentu melalui beberapa metode  pengelolaan konflik baik dengan atau tanpa pihak ketiga.
B. SARAN
Untuk mengatasi konflik diperlukan pihak yang dapat bersikap netral dalam mengambil sebuah keputusan sehingga konflik dalam manajemen dapat diatasi dan diarahkan ke arah yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA
http://raitetsu.wordpress.com/2009/11/29/jenis-jenis-konflik/
http://www.masbied.com/2010/06/04/metode-pengelolaan-pengurangan-dan-penyelesaian-konflik/
 http://www.pengertianmanagement.blogspot.com/2013/03/managemen-konflik-definisi-ciri-sumber.html

Minggu, 21 September 2014

RUANG LINGKUP BISNIS



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bisnis merupakan suatu kegiatan usaha seseorang atau sekelompok orang untuk menghasilkan keuntungan. Dalam menjalankan sebuah bisnis kita perlu mengetahui dan memahami unsur-unsur penting dalam perekonomian.  
Bisnis yang baik, selalu mempunyai misi yang luhur yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membuat hidup manusia menjadi lebih manusiawi, melalui pemenuhan kebutuhan dengan baik. Namun saat ini banyak pebisnis yang hanya menjadikan keuntungan sebagai motif utama, sehingga mereka seringkali terjerumus dalam praktek menghalalkan segala cara demi keuntungan itu sendiri seperti : monopoli, monopsoni, kecurangan, pemalsuan, manipulasi data perusahaan, eksploitasi karyawan, pencemaran lingkungan dan lain-lain . Untuk itu,  dalam berbisnis kita perlu memahami pertanggungjawaban sosial sebuah perusahaan, dan etika dalam berbisnis. Selain itu, kita juga perlu memahami tantangan-tantangan yang tentu saja dapat terjadi dalam bisnis.
Pada makalah ini akan dijelaskan secara lebih mendalam mengenai, ruang lingkup bisnis  yang semoga dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi pembaca.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a.      Pengertian Bisnis dan jenisnya
b.      Sejarah perkembangan bisnis
c.       Unsur-unsur penting dalam aktifitas ekonomi
d.      Pertanggung jawaban social perusahaan
e.      Etika Bisnis
f.        Tantangan-tantangan yang dihadapi bisnis
1.3. TUJUAN
a.      Mengetahui dan memahami pengertian bisnis dan jenisnya
b.      Mengetahui dan memahami Sejarah perkembangan bisnis
c.       Mengetahui dan memahami Unsur-unsur penting dalam aktifitas ekonomi
d.      Mengetahui dan memahami Pertanggung jawaban social perusahaan
e.      Mengetahui dan memahami Etika Bisnis
f.       Mengetahui dan memahami tantangan-tantangan yang dihadapi bisnis






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BISNIS DAN JENISNYA
2.1.1 Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Tujuan utama berbisnis adalah melayani kebutuhan masyarakat secara teratur dan terus menerus (jangka panjang) sehingga terjadi keseimbangan dan keselarasan “manfaat” antara produsen dan pembeli.
Dilihat dari segi etimologi, bisnis merupakan keadaan seseorang atau kelompok orang yang sedang sibuk melakukan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Kata-kata “bisnis” mempunyai 3 penggunaan, tergantung wadahnya. Pemakaian singular kata-kata “bisnis” merujuk kepada suatu badan usaha, ialah ekonomis yang mempunyai tujuan mencari keuntungan, teknis, dan kesatuan yuridis (hukum). Pengunaan lebih luas lagi bisa merujuk kepada sektor pasar-pasar tertentu, contohnya “bisnis di bidang pertelevisian”. Pemakaian kata yang sangat luas merujuk kepada keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah komunitas penyedia jasa dan barang. Meski demikian definisi “bisnis” yang benar masih dijadikan bahan debat oleh kalangan tertentu hingga saat ini.
Pengertian Bisnis menurut para ahli sebagai berikut :
1. Brown dan Petrello (1976)
“Business is an institution which produces goods and service demanded by people”.Yang berarti bisnis adalah sebuah lembaga yang menghasilkan jasa dan barang yang sedang diperlukan oleh masyarakat. Namun apabila kebutuhan keperluan masyarakat meningkat, maka dari lembaga bisnis akan meningkatkan produksinya untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat, sambil mendapatkan keuntungan.
2.  Steinford ( 1979)
“Business is an institution which produces goods and services demanded by people”. Yang berarti bisnis adalah sebuah lembaga yang menghasilkan jasa dan barang yang sedang diperlukan oleh masyarakat. Namun apabila kebutuhan keperluan masyarakat meningkat, maka dari lembaga bisnis akan meningkatkan produksinya untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat, sambil mendapatkan keuntungan.
3. Steinford (1979)
“Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people”. Didalam pengertian ini, bisnis sebuah kegiatan yang menyediakan jasa atau barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Bisa dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai badan usaha, perusahaan yang mempunyai badan hukum, ataupun perorangan yang tidak mempunyai badan usaha ataupun badan hukum contohnya warung yang tidak mempunyai SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dan SIUP (Surat Izin Tempat Usaha), PKL (pedagang kaki lima), atau usaha informal yang lainnya.
4. Huat, T Chwee (1990)
“Bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society”. Kata bisnis didalam artian yang luas ialah istilah bersifat umum yang menunjukan semua institusi dan kegiatan yang memproduksi jasa dan barang di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bisnis menjadi sebuah sistem yang memproduksi jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
5. Musselman dan Jackson (1992)
Bisnis merupakan jumlah dari keseluruhan aktivitas yang diorganisir oleh orang yang sedang berkecimpung di dalam bidang industri dan perniagaan yang menyediakan jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan memperbaiki kualitas hidup.
2.1.2. Jenis-jenis Bisnis
Bisnis terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya :
a.      Monopsoni
b.      Monopoli
c.       Oligopoli
d.      Oligopsoni

Berikut akan dipaparkan penjelasan dari keempat jenis bisnis tersebut.
a. Monopsoni
Bisnis Monopsoni ialah suatu keadaan dimana 1 pelaku usaha sedang menguasai penerimaan suatu pasokan atau menjadikan pembeli tunggal dari jasa dan barang didalam salah satu pasar komoditas. Bisnis monopsoni ini sering terjadi dan terdapat di daerah industri dan perkebunan, sehingga posisi untuk tawar menawar didalam harga buat petani ialah nonsen. Perlunya untuk penelitian lebih jauh lagi dampak dari monosoni, apakah ada faktor-faktor yang dapat menimbulkan monopsoni sehinga tingkat kemakmuran seorang petani berpengaruh. Contohnya: Hanya ada 1 perusahaan yang mengatasi transportasi Kereta Api di negara Indonesia ialah PT.KAI
b. Monopoli
Monopoli berasal dari bahasa Yunani: monos, adalah satu + polein, adalah menjual. Monopoli merupakan salah satu bentuk pasar yang hanya ada penjual tunggal atau satu penjual. Untuk memntukan harga penjualan atau harga pasar tersebut adalah penjual tunggal tersebut yang biasanya disbut dengan “monopolis“.
Sebagai penentu harga jual atau beli pasar (price-maker), pelaku monopolis bisa menurunkan atau menaikan harga menggunakan cara menetukan jumlah besarnya produksi. Bila mana produksi yang di keluarkan sedikit maka harga yang ditentukan akan semakin mahal dan sebaliknya apabila produksi yang di keluarkan semakin banyak maka harga yang akan ditentukan akan semakin murah.
Namun perlu diketahui monopolis tidak bisa semena-mena untuk menaikan harga supaya lebih mahal. Jika hal tersebut dilakukan maka akan berdampak pada penjualan tersebut, para konsumen akan menunda atau mebatalkan pembelian produksi tersebut.
c. Oligopoli
Oligopoli merupakan pasar yang dimana sebuah penawaran satu tipe barang yang dikuasai beberapa perusahaan. Pada umumnya jumla dari perusahaan lebih dari 2, namun kurang dari 10.
Didalam pasar oligopoli, disetiap perusahaan memposisikan sebagai salah satu bagian yang terikat oleh permainan pasar, dimana sebuah laba yang mereka dapatkan tergantung dari pesaing mereka. Sehingga seluruh produk terbaru akan di promosikan melalui iklan hanya untuk mengenalkan sbuah produk terbaru mereka.
d. Oligopsoni
Oligopsoni merupakan suatu keadaan dimana 2 atau lebih seorang pelaku usaha yang diamana menguasai penerimaan sebuah pasokan atau menjadikan pembeli tunggal atas jasa dan barang didalam pasar komoditas.
Bisnis juga memiliki bentuk-bentuk dasar. Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada beberapa bentuk yang dianggap umum:
·      Perusahaan perseorangan: Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.
·         Persekutuan: Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
·         Perseroan: Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
·         Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda. Satu dari banyak cara yang dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan diantaranya :
·         Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
·         Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
·         Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer. lihat pula: Waralaba
·         Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
·         Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
·         Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual property).
·         Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
·         Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
·         Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
2.2  SEJARAH PERKEMBANGAN BISNIS
Pada masa dulu, kegiatan bisnis dilakukan pada tingkat keluarga, secara tertutup. Keluarga-keluarga pada saat itu menanam tanaman guna memenuhi kebutuhan bahan makanan, membuat pakaian sendiri, membuat rumah sendiri dengan bantuan tetangga dsb. Usaha mereka terbatas hanya pada bidang yang sangat kecil. Pada saat itu belum terpikirkan oleh mereka untuk membuat usaha yang bersifat komersial, dengan meminjam modal untuk produksi berskala besar.
Kemudian muncul Revolusi industri yang membawa perubahan secara drastis dan sangat penting. Adanya mesin uap menimbulkan perubahan pada pertanian yang tadinya menggunakan bajak, dengan tenaga sapi, kerbau, sekarang diganti dengan traktor dan buldozer  yang bertenaga luar biasa. Kemudian muncul pula tenaga kerja yang mulai menerima upah, dengan demikian penghasilan keluarga bertambah. Dengan bertambahnya penghasilan keluarga ini, mereka mampu membeli barang lain, yang dibuat oleh orang lain pula. Akhirnya ekonomi tumbuh pesat dan memberi peluang berkembangnya pabrik-pabrik, perdagangan besar, perdagangan eceran, dan perusahaan jasa baik perorangan ataupun persekutuan.
Kegiatan bisnis juga dilakukan oleh para nabi seperti diungkapkan dalam hadis HR Al-Hakim: Bahwasanya Nabi Daud adalah seorang ahli pertenunan (kain dan baju besi). Nabi Adam seorang petani, nabi Nuh seorang tukang kayu, nabi Idris seorang tukang jahit, sedangkan nabi Musa seorang pengembala. Demikian pula nabi Ibrahim adalah yang pertama kali mengurusi perkongsian sampai menjadi seorang konglomerat di zamannya (Mesir).
Begitu pula nabi Muhammad SAW sejak usia 7 tahun sudah mengembala kambing kemudian pada usia 9 tahun beliau ikut pamannya berniaga ke negeri Syam, isterinya sendiri Khadijah adalah seorang pengusaha yang sukses.
Pada zaman globalisasi, dunia yang paling transparan kita lihat bagaimana hebatnya persaingan bisnis perusahaan nasional, multinasional, perang ekonomi lewat perdagangan antar bangsa, yang saling berebut untuk menguasai pasar dunia dalam bidang barang dan jasa. Oleh karena itu kita harus mulai mengembangkan dan mencurahkan perhatian untuk membina generasi muda yang akan informasi  bidang bisnis ini.
Era indusutri dengan pionirnya Henry Ford pemilik dari Ford industri mendapatkan penghasilan sebesar 10 triliun pertamanya dalam kurun waktu karir kerja selama 25 tahun.Di masa ini barang siapa yang tidak bekerja maka dia tidak akan mendapatkan penghasilan,namun bagi yang bekerja dengan keras dan dengan prestasi yang cukup baik dalam ruang lingkup kerjanya akan mendapatkan jaminan pensiunan dari perusahaan.Tentunya jaminan tersebut jauh dari cukup karena sudah tidak bekerja lagi.
Era Teknologi, masa-masa dimana teknologi menjadi tolak ukur penghasilan yang tak terbatas.Karena semakin bagus mutu dari suatu tekhnologi maka yang menciptakan akan menciptakan suatu passive income yang tak terbatas dari hasil karya yang diciptakan dan menghasilkan royalti.Di masa ini yang menjadi pionir adalah Bill Gates pemilik Microsoft dengan penghasilan 10 triliun pertama setelah 12 tahun.Tentunya dengan menciptakan sebuah teknonogi komputer yang saat ini terus berkembang dan akan terus menciptakan royalti terus menerus bagi Bill Gates.
Era Informasi, yang di awali pada awal tahun 1990-an dan terus berkembang pesat sampai saat ini dan diyakini akan terus berkembang dari tahun ke tahun selanjutnya. Kecepatan dunia informasi akan memegang penuh dalam perkembangan dunia bisnis dimasa mendatang mulai dari industri kecil sampai industri besar,rumahan hingga pabrik, toko, sekolah, marketing dan masih banyak lagi akan membutuhkan kecepatan dalam penyampaian bisnisnya.Dalam hal ini bisa dikatakan melalui jaringan internet/website yang akan selalu siap bersedia bekerja untuk Anda 24 jam non stop tanpa upah akan bekerja untuk Anda.Saat ini yang menjadi pionir di masa ini adalah Jeff Besos pemilik dari amazon.com (Toko Online terbesar dunia) dengan penghasilan 10 triliun pertama dalam kurun waktu 3 tahun perjalanan karir.
2.3.  UNSUR-UNSUR PENTING DALAM AKTIVITAS EKONOMI
Agar suatu aktivitas ekonomi dapat berlangsung, dibutuhkan 3 unsur yaitu :
a.      Keinginan manusia
b.      Sumber-sumber daya
c.       Cara-cara berproduksi
Berikut akan dipaparkan penjelasan dari ketiga unsur tersebut.
a. Keinginan Manusia
Keinginan manusia timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupannya. Dilihat dari kebutuhannya, keinginan manusia dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
·      Keinginan pokok adalah keinginan yang pasti dipenuhi oleh setiap manusia dan merupakan kebutuhan utama. Contohnya seperti : setiap manusia memerlukan makanan, yempat tinggal, dan pakaian (biasa disebut sandang, pangan, papan).
·      Keinginan tambahan adalah keinginan selain keinginan pokok. Contohnya seperti : mobil, motor, handphone, dll.
Seiring perkembangan peradaban, kebudayaan, dan ilmu maupun teknologi sekarang keinginan manusia semakin bertambah, tidak hanya keinginan pokok tetapi keinginan tambahan pun juga ikut bertambah dan beraneka ragam. keanekaragaman ini dibedakan berdasarkan beberapa faktor yaitu, gender, usia, selera, agama, pendidikan, dan adat istiadat. Karena beragamnya keinginan manusia maka barang dan jasa yang dibutuhkan juga beragam. Misalnya manusia makan menurut seleranya, memilih baju menurut selera, dan umur. Maka dapat disimpulkan, keinginan manusia dapat dikelompokkan menjadi 2 ciri, Keinginan yang beraneka ragam dan keinginan yang tak terbatas.
b. Sumber-Sumber Daya
Pengertian sumber daya adalah suatu nilai yang memiliki potensi atau unsur dalam kehidupan. Sumber daya dapat berupa fisik dan non fisik. Sumber daya dapat berubah ataupun hilang , dapat juga kekal. Selain itu sumber daya juga dapat pulih atau terbarukan dan tidak terbarukan. Sumber daya yang dapat pulih contohnya tanaman dan hewan (sumber daya hayati).
Dalam ekonomi, sumber daya dibutuhkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia. Sumber daya dapat dikatakan sebagai faktor-faktor produksi. Sumber sumber daya ada yang disediakan oleh alam ada juga yang dibuat oleh manusia untuk memproduksi barang dan jasa. Sumber daya (faktor produksi) dapat dibedakan menjadi :
·         Tanah dan alam
·         Modal
·         Keahlian
c. Cara-Cara Berproduksi
Pada umumnya pembuatan suatu barang merupakan diluar bidang ekonomi, tetapi persoalan barang-barang atau jasa-jasa yang harus diproduksi, berapa banyak yang harus diproduksi , dan cara apa yang dilakukan untuk memproduksi barang maupun jasa dengan meminimalkan pembiyaan merupakan bidang ekonomi dan harus diperhatikan oleh ahli-ahli ekonomi.
2.4.  PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan“, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
2.4.1.   Peranan Tanggug Jawab social Perusahaan
a.      Tanggung jawab terhadap Pelanggan
Tanggung Jawab terhadap pelanggan dapat dilakukan dengan :
·      Praktik tanggung jawab produksi
Produk harus diproduksi dengan menjamin keselamatan pelanggan. Produk sebaiknya memiliki label peringatan yang semestinya guna mencegah kecelakaan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan yang salah. Untuk beberapa produk, informasi mengenai efek samping yang mungkin terjadi perlu disediakan.
·      Praktik Tanggung Jawab Penjualan
Perusahaan perlu petunjuk yang membuat karyawan tidak berani menggunakan strategi penjualan yang terlalu agresif atau advertensi yang menyesatkan dan juga memakai survei kepuasan pelanggan untuk meyakinkan bahwa pelanggan diperlakukan dengan semestinya oleh karyawan bagian penjualan.
·      Cara Perusahaan Menjamin Tanggung Jawab Sosial kepada Pelanggan
Perusahaan dapat menjamin tanggung jawab social kepada pelanggannya dengan beberapa tahap yaitu:
1.      Ciptakan kode etik. Perusahaan dapat menciptakan kode etik bisnis yang memberikan serangkaian petunjuk untuk kualitas produk, sekaligus sebagai petujuk bagaimana karyawan, pelanggan, dan pemilik seharusnya dipelihara.
2.      Pantaulah semua keluhan. Perusahaan harus yakin bahwa pelanggan mempunyai telepon yang dapat mereka hubungi apabila mereka mempunyai keluhan mengenai kualitas produk atau bagaimana mereka diperlakukan oleh para karyawan. Perusahaan dapat berusaha mencari sumber keluhan dan harus dapat menyakinkan bahwa problem tersebut tidak timbul lagi.
3.      Umpan balik pelanggan. Perusahaan dapat meminta pelanggan untuk memberikan umpan balik atas barang atau jasa yang mereka beli akhir-akhir ini, walaupun pelanggan tidak menghubungi untuk memberikan keluhan. Proses ini dapat mendeteksi beberapa masalah lain dengan kualitas produk atau cara perlakuan terhadap pelanggan.
b.    Tanggung Jawab terhadap Karyawan
Perusahaan juga mempunyai tanggung jawab kepada karyawannya untuk meyakinkan atas rasa aman, perlakuan yang layak dari karyawan lain dan kesempatan yang sama.
·       Rasa Aman Para Karyawan
Perusahaan harus dapat meyakinkan karyawan bahwa tempat kerja aman dengan cara memonitor secara seksama proses produksi. Beberapa cara pencegahan akan bahaya adalah dengan memeriksa kondisi mesin dan peralatan guna memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik, mengharuskan digunakannya kacamata keselamatan atau peralatan lainnya yang dapat mencegah terjadinya cedera, dan menekankan tindakan pencegahan khusus dalam seminar-seminar pelatihan.
Perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja yang aman, dapat mencegah terjadinya cedera dan meningkatkan moral karyawan.
·      Perlakuan yang Layak Oleh Karyawan Lain
Perusahaan bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa para karyawan diperlakukan secara layak oleh karyawan lain. Dua masalah utama berkaitan dengan perlakuan karyawan adalah keragaman etnis/budaya/kulit dan pencegahan terjadinya kekerasan dan sebagainya.
Keregaman, tidak hanya terbatas pada jender dan etnis. Karyawan dapat berasal dari latar belakang yang sepenuhnya berbeda dan memiliki keyakinan yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan konflik ditempat kerja. Banyak perusahaan mencoba untuk mengintegrasikan karyawan dengan latar belakang yang berbeda agar mereka belajar bekerja sama guna mencapai tujuan bersama perusahaan sekalipun merka memiliki pandangan yang berbeda mengenai masalah-masalah di luar kerja. Banyak perusahaan merespons terhadap meningkatnya keregaman antar karyawan dengan menawarkan seminar mengenai keregaman, yang menginformasikan kepada karyawan mengenai keregaman budaya.
·       Kesempatan yang sama
Karyawan yang melamar kerja untuk posisi tertentu dalam suatu perusahaan tidak seharusnya ditolak karena diskriminasi ras, asal, jenis kelamin dan agama. The Civil Rights Act of 1964 melarang diskriminasi tersebut. Peraturan tersebut dilaksanakan oleh agen federal (lembaga pemerintah) yang dikenal dengan Equal Employment Opportunity Commision (EEOC).
Banyak perusahaan dan lembaga pemerintah melaksanakan program tindakan afirmatif . beberapa orang berharap program ini dapat meyakinkan perlakuan yang sama di antara calon karyawan dari para karyawan yang ada.
c.    Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham (Investor)
Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemiliknya (para pemegang saham). Karyawan dapat tergoda untuk membuat keputusan yang memuaskan kepentingan mereka sendiri dan bukannya kepentingan pemilik saham. Misalnya saja, bebrapa karyawan megambil uang perusahaan untuk kepentingan pribadinya dan  bukan kepentingan perusahaan. investor yang dikenal sebagai pedagang dalam telah memilih cara-cara tidak etis untuk meningkatkan kesehatan financial mereka sendiri. Perdangan dalam (insider trading) melibatkan orang dalam yang menggunakan informasi rahasia perusahaan untuk memperkaya diri sendiri atau keluarga dan teman-teman mereka.


d.      Tanggung Jawab terhadap Kreditor
Perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada kreditor. Jika suatu perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut harus menginformasikan hal ini kepada kreditornya. Suatu perusahaan memiliki insentif yang kuat untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap kreditor. Jika perusahaan tidak membayar utangnya kepada kreditor, perusahaan tesebut dapat dipaksa pailit.
e.      Tanggung Jawab terhadap lingkungan
Kualitas lingkungan adalah kebaikan public, dimana setiap orang menikmatinya tanpa peduli siapa yang membayar untuknya. Jika suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan tentunya membawa dampak negative tehadap lingkungan (pencemaran lingkunga) seperti, polusi udara, tanah dan air. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
·      Polusi udara
beberapa proses produksi menimbulkan polusi udara yang sangat berbahaya bagi lingkungan masyarakat karena bias menimbulkan penyakit dan saluran pernapasan. Contonya seperti, polusi  kendaraan, produksi bahan bakar dan baja yang menambah jumlah CO2 di Udara.
Peranan pemerintah dalam mencegah polusi udara. Pemerintah juga terlibat dalam memberlakukan pedoman tertentu yang mengharuskan perusahaan untuk membatasi jumlah karbon dioksida yang ditimbulkan olehproses produksi. Pada tahun 1970, Environmental Protection Agency (EPA), diciptakan untuk mengembangkan dan memberlakukan standar polusi.

·      Polusi Tanah
Tanah telah terpolusi oleh Sampah yang beracun yang dihasilkan dari beberapa proses produksi. Akibatnya tanah akan rusak tidak subur dan akan berdampak buruk bagi pertanian.
Perusahaan harus mempunyai suatu strategi yang mengarah pada pencegahan terhadap polusi tanah. Misalkan, perusahaan merevisi produksi dan pengemasan guna mengurangi jumlah limbah. Perusahaan juga harus menyimpan limbah beracunnya ditempat yang khusus untuk limbah beracun dan perusahaan juga bias mendaur ulang membatasi penggunaan bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi limbah padat. Ada banyak perusahaan yang memiliki program lingkungan yang didesain untuk mengurangi kerusakan lingkuperngan. Contoh, perusahaan Homestake Mining Company mengakui bahwa operasi penambangannnya merusak tanah, sehingga perusahaan tersebut mengelurkan uang untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
·      Polusi Air / Pencemaran Air
Pencemaran air mengacu pada perubahan fisik, biologi, kimia dan kondisi badan air yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem.Seperti jenis polusi, hasil polusi air bila jumlah besar limbah yang berasal dari berbagai sumber polutan tidak dapat lagi ditampung oleh ekosistem alam.
Suatu perusahaan sangat berperan penting dalam menengani masalah tersebut dengan melakukan penilitian dan strategi untuk mencegah terjadinya polusi air. Jadi pada prinsipnya perusahaan harus melakukan ada dua cara untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat merencanakan,mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat smemberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan, serta menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber kepada industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
f.     Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Suatu perusahaan ketika  mendirikan basisnya di  suatu komunitas, maka perusahaan tersebut menjadi bagian dari komunitas itu dan mengandalkan komunitas tersebut sebagai pelanggan dan karyawannya. Perusahaan mendemonstrasikan acara-acara lokal atau memberikan sumbangan ke yayasan lokal, misalkan perusahaaan yang telah mendonasikan dana ke unversitas-universitas.
Untuk perusahaan multinasional, komunitas perusahaan adalah lingkungan internasionalnya. Ada banyak perusahaan yang terlibat dengan bisnis internasionalnya misalnya sumbangan-sumbangan untuk bencana alam, seperti tsunami, gempa dan sebagainya.
2.4.2    Bentuk-bentuk Tanggung  Jawab Sosial suatu Bisnis
Pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis adalah merupakan penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis. Dengan semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis, maka bararti akan semakin meningkat pelaksanaan praktik bisnis etik dalam masyarakat. Dengan pelaksanaan etika bisnis maka kepentingan masyarakat banyak akan terlindung dari praktik bisnis yang merugikan kepentingan masyarakat banyak.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan oleh beberapa pengusaha.
a.    Pelaksanaan Hubungan Industri Pancasila (HIP)
Banyak pengusaha yang telah menyusun dan melaksanakan hubungan industry pancasila ini dalam bentuk yang sering dikenal sebagai Kesepakatan Kerja Bersama (KKB). KKB ini merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku. Dalam KKB ini diadakan berbagai ketentuan tentang hak-hak serta kewajiban  karyawan. Hak-hak karyawan meliputi hak atas gaji maupun bentuk-bentuk lain yang berupa kesejahteraan baik moril maupun materil baginya sedangkan kewajiban karyawan yaitu melksanakan tugas pekerjaan yang ditugaskannya bagi masing-masing karyawan yang bersangkutan sesuai dengan jabatan yang dipikulnya.
b.    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Banyak pengusaha yang pada saat ini telah melakukan AMDAL ini dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dari amdal ini tercermin dalam pelaksanaan pengolahan limbah industry sedemikian rupa sehingga limbah tersebut menjadi tidak mengganggu lingkungan. Proses produksi yang dilakukan oleh suatu bisnis tidak jarang akan menimbulkan pencemaran lingkungan atau polusi, baik polusi tanah, air dan udara. Dalam hal ini masih banyak pula pengusaha yang belum menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pengolahan limbah industry ini. Hal ini pada umumnya disebabkan karena kurangnya kesadaran pengusaha terhadap pencemaran lingkungannya.
c.      Penerapan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penerapan prinsip K3 ini telah banyak dilaksanakan pula oleh pengusaha kita. Ada beberapa perusahaan telah memperoleh penghargaan yang berupa “ ZERO ACCIDENT ’’. Perusahaan yang memperoleh penghargaan ini bararti telah menjalankan proses produksinya sedemikian lama tanpa mengalami kecelakaan kerja bagi karyawannya. Hal ini merupakan prestasi yang cukup bagus dalam menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Guna menjalankan pekerjaannya baik berupa topi pengaman, masker, maupun pakaian kerja khusus dan sebagainya.
d.     Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Pelaksanaan program pemerintah yang berupa PIR di mana dalam hal ini Perkebunan Besar yang biasanya adalah milik negara merupakan intinya yang akan menjadi motor penggerak pembangunan perkebunan rakyat di sekitarnya yang merupakan plasma. Perkebunan rakyat di sekitar yang merupakan plasma ini akan mendukung kelancaran pemasokan bahan baku bagi nakan terjadi saling membantu antara perusahaan rakyat yang pada umumnya kecil. Dengan demikian maka pembangunan bangsa akan berjalan secara seimbang dan saling menompang.
e.     Sistem Bapak Angkat- Anak Angkat
Pelaksanaan system ini juga banyak membantu kelancaran proses pembangunan bangsa serta keterkaitan industry maupun  ketrkaitan kepentingan masyarakat banyak. Praktik tersebut tentu saja juga tidak mudah untuk dilaksanakan karena diperlukan kesadaran yang tinggi dari pengusaha besar yang harus bersedia untuk membantu perkembangan bagi pengusaha kecil yang seringkali banyak menimbulkan persoalan bagi pengusaha besar yang menjadi bapak angkat.
2.5.  ETIKA BISNIS
Kata etika berasal dari bahasa yunani yaitu Ethos - Ta Etha yang artinya study tentang tindakan moral atau system nilai atau kode berprilaku. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik. Etika bisnis berfungsi untuk menggugah kesadaran moral pelaku bisnis agar berprilaku baik dalam menjalankan usahanya demi nilai luhur tertentu (agama, budaya) dan demi kelanjutan bisnisnya.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Dalam suatu perusahaan etika Bisnis dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
·      Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
·      Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
·      Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Perinsip Umum Etika Bisnis :
·      Otonomi (mandiri):  yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran dan bertanggung jawab (dalam bidang bisnis)
·      Kejujuran : yaitu kemampuan manusia untuk menghindari segala bentuk kecurangan
·      Keadilan : Setiap orang diperlakukan sama dan adil sesuai criteria rasional, objektif dan bertanggung jawab
·      Manfaat Bersama (Mutual Benefit Principle) : dalam persaingan bisnis tidak boleh terjadi upaya saling mematikan.
·      Integrita Moratuntunan Internal : agar tetap menjaga nama baik industri
Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan :
·         Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
·         Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).
·         Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
·         Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation).
·         Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
·         Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan.
·         Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).
2.6. TANTANGAN-TANTANGAN YANG DIHADAPI BISNIS
Dalam berbisnis tentu saja terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi diantaranya :
a. Tantangan produktivitas
b. Tantangan kualitas
c. Tantangan Pasar Global
Berikut akan dipaparkan penjelasan dari ketiga tantangan tersebut.
a. Tantangan Produktivitas
Dunia bisnis harus meningkatkan produktivitasnya, karena mereka akan menghadapi pasar luas yang makin berkembang. Usaha meningkatkan produktivitas ini dapat dilakukan dengan cara:
Memperbaharui mesin-mesin dengan mesin modern, canggih, agar hasil produksisnya tidak ketinggalan zaman dan efisien dalam melakukan


b. Tantangan Kualitas
kseringkali diperbaiki. Konsumenpun tidak senang dengan perusahaan jasa yang tidak mau memperbaiki servisnya.
Perusahaan yang baik kadang-kadang menunjuk seorang Kepala Bagian atau seorang Wakil Direktur urusan Kualitas. Meningkatkan mutu berarti membuat sesuatu menjadi lebih baik, dan tingkat efisiensi pun menjadi lebih balk pula. Perbaikan kualitas ini tidak menyangkut produk saja, namun juga mencakup seluruh bagian dan tingkatan dalam perusahaan.
c. Tantangan Pasar Global
Persaingan global makin lama makin meningkat. Oleh sebab itu. produktivitas dan kualitas produk harus ditingkatkan agar dapat menghadapi persaingan global tersebut.
Jepang memperlihatkan keunggulan dalam hal ini. Ini dimungkinkan karena adanya kerjasama pemerintah yang men-support industri Jepang, sehingga memungkinkan industri Jepang melakukan penetrasi pasar global, untuk semua produk unggulan Jepang seperti mobil, elektronik, film, TV dan sebagainya.
Permasalahan bisnis muncul sebagai akibat dari adanya tantangan yang ada, seperti teknologi, sosial, politik, dan lingkungan.
1.   Teknologi
Daya saing perusahaan pada era globalisasi ini secara signifikan sangat ditentukan oleh kemauan dan kemampuan dalam menerapkan teknologi. Teknologi akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam menguasai pasar, menghasilkan laba, dan bertahan hidup. Teknologi yang ada sifatnya mudah usang (out of date) sebagai akibat dari inovasi yang semakin maju dan semakin cepat sehingga siapa pun pengusaha atau perusahaan yang tidak secara cepat mengimbangi perkembangan teknologi akan ditinggalkan pasar. Sebagai contoh produsen telepon seluler yang agak lambat mengeluarkan modelnya akan ditinggalkan oleh konsumen (Nokia merupakan pemimpin pasar dan yang lainnya, seperti Siemen, Motorola hanya sebagai pengikut pasar).
2.   Sosial dan Budaya
Masalah jumlah penduduk, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan merupakan variabel-variabel yang secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi keberhasilan usaha. Jumlah penduduk yang besar dilihat dari sisi pemasaran merupakan peluang yang sangat berarti apalagi apabila didukung dengan adanya peningkatan pendapatan. Namun, sebaliknya apabila jumlah penduduk tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan dapat saja merupakan hambatan dalam kegiatan bisnis, seperti adanya penjarahan, gangguan terhadap produksi dan lain-lain. Adanya jumlah penduduk juga akan berakibat terhadap kemudahan di dalam memperoleh tenaga kerja. Peningkatan pendidikan dapat saja berpengaruh terhadap selera konsumen dan pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin memperhatikan segi kualitas daripada segi harga. Budaya yang dianut oleh masyarakat akan dapat mempengaruhi keberhasilan usaha. Pada daerah yang memiliki budaya kerja keras pengusaha tidak akan menemui kesulitan di dalam merekrut tenaga-tenaga produktif dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang berkualitas, tetapi tidak demikian dengan masyarakat yang rendah etos kerjanya. Faktor budaya juga akan sangat berpengaruh terhadap daya beli terhadap produk, masyarakat yang berbudaya konsumtif merupakan peluang pasar yang menjanjikan dibandingkan dengan masyarakat yang tidak konsumtif. Dimensi sosial budaya ini hendaknya tidak dibatasi pada lingkup yang lebih sempit, tetapi dapat diarahkan pada lingkup yang lebih luas, terutama untuk aspek pemasaran (selain produsen lokal juga bertindak sebagai produsen global).
3.    Politik
Bagi wirausahawan, perkembangan politik pada suatu negara merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Kebijakan pemerintah tentang perbankan, perpajakan, perdagangan antardaerah atau antarnegara, arah pembangunan ekonomi, perjanjian antarnegara akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha.
4.    Lingkungan
Isu lingkungan merupakan suatu isu yang sudah mendunia karena lingkungan tempat kita hidup akan mengalami kerusakan bila tidak ada upaya-upaya yang arif dan bijaksana. Kita mengenal ada istilah membangun tanpa merusak, yang merupakan salah satu solusi agar kelestarian alam ini dapat terus terjaga. Walaupun demikian, tampaknya dengan berbagai upaya yang terus dilakukan kerusakan lingkungan, seperti pencemaran udara, air, kerusakan hutan, musnahnya keragaman hayati terus saja terjadi dan sepertinya tak dapat dielakkan.




BAB III
PENUTUP
3.1.          KESIMPULAN
Binis adalah suatu usaha perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan untuk mencari keuntungan. Ada empat jenis bisnis yaitu monopsoni, monopoli, oligopoli dan oligopsoni. Pada masa dulu bisnis dilakukan oleh tingkat keluarga saja dan terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sampai pada akhirnya lahirlah revolusi industri yang menimbulkan perubahan besar-besaran dibidang industri.
Agar suatu aktivitas ekonomi dapat berlangsung, dibutuhkan 3 unsur penting  yaitu keinginan manusia, sumber-sumber daya, dan cara-cara berproduksi. Sebuah perusahaan yang baik  harus memiliki pertanggungjawaban sosial diantaranya  tanggung jawab terhadap pelanggan, karyawan, investor, kreditor, dan lingkungan.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, dan masyarakat. Dalam berbisnis tentu saja terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi diantaranya tantangan produktivitas, tantangan kualitas dan tantangan pasar global.
3.2.       SARAN
Jika kita ingin berbisnis tentu saja kita harus memahami apa yang dimaksud dengan bisnis itu sendiri, selain itu kita juga perlu memahami jenis-jenis bisnis, unsur-unsur penting dalam bisnis, pertanggungjawaban perusahaan, serta tantangan-tantangan yang dihadapi.





DAFTAR PUSTAKA

http://tugastugasland.blogspot.com/2013/11/sejarah-perkembangan-bisnis.html
http://uiita.wordpress.com/2012/10/27/unsur-unsur-penting-dalam-aktivitas-ekonomi/
http://tedyjindol.wordpress.com/2012/10/15/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-corporate-social-responsibility-csr/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
http://www.anakunhas.com/2011/05/tantangan-yang-dihadapi-bisnis.html
bambangwidjanarko.trigunadharma.ac.id/.../pengantar_bisnis_ii.pdf
buku-ajar-pengantar-bisnis-bab-2-etika-bisnis.pdf
ssssona.files.wordpress.com/2011/09/copy-of-buku-ajar-pengantar-bisnis.doc